APEC - Kerjasama Internasional Indonesia

Friday, March 25, 2016

APEC - Kerjasama Internasional Indonesia


KERJASAMA INTERNASIONAL
INDONESIA DENGAN APEC (Asia Pasific Economic Coorperation)

APEC, atau singkatan dari Asia Pacific Economic Coorperation atau kerjasama Ekonomi Asia Pasifik adalah forum ekonomi 22 negara di Lingkar Pasifik yang bertujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi, mempererat komunitas dan mendorong perdagangan bebas di seluruh kawasan Asia-Pasifik. Kerjasama Ekonomi APEC adalah forum kerjasama ekonomi yang terbuka, informal, tidak mengikat dan tetap berada dalam koridor disiplin WTO dan berbagai perjanjian internasional.[1] APEC didirikan pada tahun 1989 sebagai tanggapan terhadap pertumbuhan interdependensi ekonomi negara-negara Asia-Pasifik dan lahirnya blok perdagangan lain di bagian-bagian lain dunia.

Sejarah APEC
Tanggal Januari 1989, Perdana Menteri Australia Bob Hawke mengusulkan untuk didirikannya kerjasama ekonomi yang lebih efektif untuk kawasan Asia-Pasifik. Hal ini berujung pada pertemuan pertama APEC di ibukota Australia, Canberra diketuai oleh Menteri Luar Negeri Australia Gareth Evans. Rapat ini dihadiri oleh Menteri dari 12 negara, dan berujung pada komitmen untuk mengadakan pertemuan tahunan untuk masa depan di Singapura dan Korea selatan.
Pada tahun 1989 dan 1992, para pejabat senior informal dan dialog tingkat menteri melakukan pertemuan. Kemudian pada tahun 1993 mantan Presiden Amerika Serikat William Clinton, mendirikan praktek Rapat tahunan Pemimpin Ekonomi APEC yang diadakan di Blake Island, Washington, Amerika Serikat. Isi dari rapat tersebut salah satunya untuk memberikan liberalisasi perdagangan dan kerjasama ekonomi lebih lanjut, memberikan dorongan dan komitmen tingkat tinggi, untuk mengembangkan semangat masyarakat, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) APEC pada tahun 1993 di Seattle, Amerika Serikat ditetapkan Visi dari APEC, yaitu “Mewujudkan komunitas ekonomi Asia-Pasifik yang berdasarkan pada semangat keterbukaan dan kemitraan, serta upaya kerjasama untuk menghadapi tantangan perubahan, pertukaran barang, jasa dan investasi secara bebas, pertumbuhan yang berkesinambungan memperhatikan aspek-aspek lingkungan”.
Pada tahun 1994 dalam deklarasi APEC menetapkan “Bogor Goals”, guna mewujudkan visi kerjasama tersebut. Dengan  melakukan perdagangan bebas, terbuka dan investasi di Asia-Pasifik pada tahun 2010 untuk ekonomi negara maju dan 2020 untuk negara berkembang di Bogor, Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan cara antara lain:
a.       Menciptakan sistem perdagangan yang bebas, terbuka dan adil dikawasan Asia-Pasifik tahun 2010/2020 untuk ekonomi maju dan berkembang.
b.      Memimpin dalam memperkuat sistem perdagangan multilateral yang terbuka, meningkatkan liberalisasi perdagangan dan jasa, mengintensifkan kerjasama ekonomi di Asia-Pasifik.
c.       Mempercepat proses liberalisasi melalui penurunan hambatan perdagangan dan investasi yang lebih jauh, meningkatkan arus barang, jasa, modal secara bebas dan konsisten dengan GATT.

Dalam perkembangannya, APEC memiliki peran yang cukup strategis dengan penduduk sekitar 2 milyar jiwa atau lebih dari 40% populasi dunia dan mewakili 45% nilai perdagangan dunia (1996). Sebuah pasar yang potensial untuk perdagangan barang, jasa dan sumber daya manusia. Realisasi pertumbuhan GDP APEC tahun 2000 sebesar 4.1% berarti relative lebih rendah dari pertumbuhan GDP dunia yang sebesar 4.7%, disamping itu APEC juga memiliki arti penting dalam rangka pembangunan nasional karena mewakili 69.1% pasar ekspor non-migas Indonesia masing-masing tahun 2000. Serangkaian upaya penguatan forum APEC demi meningkatkan standar ekonomi di kawasan Asia-Pasifik terus dilakukan. Dengan telah disahkannya kesepakatan-kesepakatan yang signifikan antara lain Visi APEC, Bogor Goals, Osaka Actians Agenda (OAA) yang memberikan arahan atau pedoman kerja APEC dan pada tahun 1996 meluncurkan fase implementasi dari pada OAA dalam bentuk MAPA (Manila Action Plans APEC). Sedangkan tindakan kongkrit adalah RAK (Rencana Aksi Kolektif) maupun RAI (Rencana Aksi Individu) oleh seluruh anggotanya, sehingga dalam mewujudkan pasar yang bebas dan terbuka tahun 2010/2020 benar-benar tercapai. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ekonomi dalam forum APEC, keanggotaannya pun mengalami pertambahan, dari awal berdirinya yang dianggotai oleh 12 negara dan sampai sekarang bertambah menjadi 12 Anggota APEC.

Peran serta Indonesia dalam APEC[2]
Pada tahun 1989 Indonesia membantu terbentuknya APEC. Indonesia menikmati hasil nyata dari forum kerjasama ekonomi tersebut. Negara Anggota APEC merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia. Jumlah impor Indonesia sebesar 63.6% dari total impor Indonesia. Jumlah ekspor mencapai 61% dari jumlah ekspor Indonesia. Selain itu, 50% sumber investasi asing langsung berasal dari kerja sama Indonesia dengan negara Anggota APEC.
Negara tempat penyelenggaraan pertemuan APEC menjadi ketua APEC. Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan pemimpin APEC pada tanggal 5 November 1994 di Bogor. Pada saat yang sama Indonesia menjadi ketua Gerakan Non-Blok. Hal ini membuktikan Indonesia berperan penting dalam organisasi-organisasi regional dan Internasional. Peran Indonesia dalam APEC antara lain:
-          Ikut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur, adil dan bebas.
-          Saling membantu tanpa membedakan tingkat kemajuan bangsa.

Keanggotaan APEC[3]
Pada Awal didirikannya APEC (Asia Pasific Economic Coorperation) tahun 1989 diikuti oleh 12 Negara, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filiphina, Singapura, Thailand dan Amerika serikat. Kebanyakan adalah negara yang berada di garis pantai Samudra Pasifik. Meskipun begitu, kriteria keanggotaan yaitu setiap anggota adalah lebih kepada ekonomi terpisah, dibandingkan dengan negara terpisah. Sebagai hasilnya, dalam menyebut anggotanya, APEC (Asia Pasific Economic Coorperation) menggunakan istilah Ekonomi Anggota, bukan Negara Anggota. Berikut adalah 22 negara yang telah bergabung kedalam Komunitas Ekonomi Asia-Pasifik atau Asia Pasific Economic Coorperation(APEC):

NO.
NAMA ANGGOTA
TAHUN DITERIMA
1
AUSTRALIA
1989
2
BRUNEI DARUSSALAM
1989
3
KANADA
1989
4
INDONESIA
1989
5
JEPANG
1989
6
KOREA SELATAN
1989
7
MALAYSIA
1989
8
SELANDIA BARU
1989
9
FILIPHINA
1989
10
SINGAPURA
1989
11
THAILAND
1989
12
AMERIKA SERIKAT
1989
13
REPUBLIK TIONGKOK
1991
14
HONG KONG
1991
15
RRC
1991
16
MEKSIKO
1993
17
PAPUA NEW GUINEA
1993
18
CHILI
1994
19
PERU
1998
20
RUSSIA
1998
21
VIETNAM
1998
22
MONGOLIA
2013

Bergabungnya Indonesia dengan Asia Pasific Economic Coorperation (APEC) merupakan salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia dikala itu untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi nasional dan untuk meningkatkan daya saing Ekonomi global. Banyak sekali manfaat yang di dapatkan oleh Indonesia dengan bergabung dalam Asia Pasific Economic Coorperation (APEC), yaitu meningkatkan Infrastruktur di wilayah ASEAN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan integritas. Berdasarkan perhitungan Asian Development Bank Asia membutuhkan 8 triliun Dollar Amerika Serikat untuk pembangunan infrastruktur tahun 2020.[4]
Untuk kepentingan dalam negeri, APEC memiliki manfaat bagi Indonesia dalam segi pembangunan infrastruktur dan Investasi. Dengan melihat wilayah geografis Indonesia yang menguntungkan, maka hal tersebut dapat menarik minat para investor luar negeri. Meningkatnya kerjasama perekonomian di Indonesia dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri. Dengan sistem pasar terbuka atau bebas serta liberalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena jika tidak ada kerjasama dengan negara lain, maka pertumbuhan perekonomian nasioanal akan terhambat dan sedikit investor yang akan masuk ke Indonesia. Tentu hal ini harus terus mendapatkan dukungan dari semua pihak, pemerintah sudah berupaya sedemikian rupa dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dalam bidang ekonomi (khususnya), maka masyarakatpun juga harus berusaha untuk membantu pembangunan dalam negeri, baik dalam hal ekonomi maupun infrastruktur lainnya.

Oleh Nur Habib Fauzi
Bersama: M. Stiphan Bakti Ardiono, Pitahono, Prisilia Dian Anggraini dan Pupuh Maharani dalam diskusi Kelompok 2 (HPI).




[1] Diakses dari http://www.ikrcs.or.id
[2] Di akses dari http://www.mastugino.blogspot.com
[3] Diakses dari http://www.id.wikipedia.org
[4] Diakses dari http://www.catatanfranda.blogspot.com

1 comment :